Pengertian Perjalanan (Safar), Adab Dalam Perjalanan Dan Nasihat Melakukan Perjalan
A. Pengertian Perjalanan (Safar)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perjalanan diartikan, tentang (cara, gerakan), yakni berjalan atau berpergian dari suatu kawasan menuju kawasan untuk suatu tujuan. Secara istilah, perjalanan sebagai aktifitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada kawasan tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu.
Dalam bahasa Arab, bepergian dinamakan safar yaitu menempuh perjalanan. Menempuh perjalanan dinamakan dengan safar, sedang yang melaksanakan perjalanan/ bepergian dinamakan musafir. Dalam istilah fiqh, safar yaitu keluar bepergian meninggalkan kampung halaman dengan maksud menuju suatu daerah dengan jarak tertentu yang membolehkan seseorang yang bepergian untuk menqashar shalat dan menjamak shalat.
Pada zaman Rasulullah Saw, melaksanakan perjalanan telah menjadi tradisi masyarakat Arab. Dalam Al-Qur’an Surah Quraisy [106]: 1-4, Allah Swt mengabadikan tradisi masyarakat Arab yang suka melaksanakan perjalanan pada musim tertentu untuk aneka macam keperluan.
B. Akhlak dalam Perjalanan
Sebagai pemikiran Islam mengajarkan budpekerti dalam melakukan perjalanan yaitu :
1) Pastikan perjalanan dilakukan dengan niat semata-mata sebab Allah Swt.
2) Mengerjakan shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum memulai perjalanan. (HR.Thabrani)
3) Ketika keluar rumah disunnahkan membaca do’a: Bismillaahi Tawakkaltu ‘alalloohi Laa hawla walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adzhiim/ Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kepada Allah “ (HR Abu Dawud, Hakim)
4) Sunnah menaiki kendaraan dengan membaca Bismillah, lalu duduk dengan membaca Alhamdulillah.
5) Ketika mulai memasuki kendaraan, disunnahkan membaca do’a : Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadza wamaa kunnaa lahu muqriniin wa Innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun/Maha suci Allah, yang memudahkan ini bagi kami, padahal kami tidak mampu mengendalikannya. Dan sungguh kami akan kembali kepada Rabb kami.
6) Jika tiba di kawasan tujuan, disunnahkan membaca do’a Robbi Anzilnii Munzalan Mubaarokan Wa Anta Khoirul Munziliin/ Ya Allah, Turunkanlah kami di tempat yang penuh berkah. Dan Engkau sebaik-baik Pemberi daerah.
7) Boleh men-jama’ shalat dan atau meng-qasar dalam perjalanan pada dua waktu, yaitu : Shalat Zhuhur dan Ashar, Shalat Magrib dan Isya.
“dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu)…” (An Nisa’ [4]: 101)
Anas bin Malik ra berkata, “Kami bersama Rasulullah saw. keluar dari Madinah ke Makkah, dan beliau mengerjakan shalat-shalat empat raka’at dengan dua raka’at hingga kita kembali ke Madinah.” (HR. An Nasai dan At-Tirmidzi).
Muadz bin Jabal ra berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah saw. pada Perang Tabuk, kemudian dia kerjakan shalat Dzuhur dan shalat Ashar secara jamak, dan mengerjakan shalat Maghrib dan shalat Isya’ secara jamak.” (Muttafaq Alaih).
8) Gunakan periode dalam perjalanan dengan zikir, kalau tidak ada amalan yang mampu dilakukan lebih baik tidur.
C. Hikmah Melakukan Perjalan
Sebaiknya setiap orang memikirkan terlebih dahulu secara matang terhadap semua perjalanan. Niat kita harus lah baik, ingin beribadah kepada Allah Swt. Apabila melaksanakan safar atau Rihlah dengan perhitungan jadwal yang matang, akurat, rinci dan jelas agendanya. Sebaiknya jikalau suatu perjalanan tanpa adanya acara yang jelas, maka akan cenderung menyia-nyiakan waktu, biaya ataupun Energi, dan bahkan akan membuka celah bagi syaitan untuk menyesatkan dan balasannya tujuan Safar tidak tercapai. Dan kita harusnya bersyukur bila kita sudah berhasil melaksanakan perjalanan.
Orang yang lebih maju peradabannya biasanya sering melaksanakan perjalanan. Perjalanan banyak mengandung beberapa hikmah, antaa lain;
1) Safar dapat menghibur diri dari kesedihan
2) Safar menjadi sarana bagi sesorang untuk memperoleh suplemen pengalaman
3) Safar dapat mengantarkan seseorang untuk memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan
4) Dengan Safar maka seseorang akan lebih banyak mengenal akhlak kesopanan yang berkembang pada suatu komunitas masyarakat.
5) Perjalanan akan mampu menambah wawasan dan bahkan kawan yang baik dan mulia.
Demikianlah sobat bacaan madani ulasan wacana pengertian perjalanan (safar), Akhlak dalam Perjalanan dan Hikmah Melakukan Perjalan. Sumber buku Siswa Akidah Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com supaya bermanfaat. Aamiin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perjalanan diartikan, tentang (cara, gerakan), yakni berjalan atau berpergian dari suatu kawasan menuju kawasan untuk suatu tujuan. Secara istilah, perjalanan sebagai aktifitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada kawasan tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu.
Dalam bahasa Arab, bepergian dinamakan safar yaitu menempuh perjalanan. Menempuh perjalanan dinamakan dengan safar, sedang yang melaksanakan perjalanan/ bepergian dinamakan musafir. Dalam istilah fiqh, safar yaitu keluar bepergian meninggalkan kampung halaman dengan maksud menuju suatu daerah dengan jarak tertentu yang membolehkan seseorang yang bepergian untuk menqashar shalat dan menjamak shalat.
Pada zaman Rasulullah Saw, melaksanakan perjalanan telah menjadi tradisi masyarakat Arab. Dalam Al-Qur’an Surah Quraisy [106]: 1-4, Allah Swt mengabadikan tradisi masyarakat Arab yang suka melaksanakan perjalanan pada musim tertentu untuk aneka macam keperluan.
B. Akhlak dalam Perjalanan
Sebagai pemikiran Islam mengajarkan budpekerti dalam melakukan perjalanan yaitu :
1) Pastikan perjalanan dilakukan dengan niat semata-mata sebab Allah Swt.
2) Mengerjakan shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum memulai perjalanan. (HR.Thabrani)
3) Ketika keluar rumah disunnahkan membaca do’a: Bismillaahi Tawakkaltu ‘alalloohi Laa hawla walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adzhiim/ Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kepada Allah “ (HR Abu Dawud, Hakim)
4) Sunnah menaiki kendaraan dengan membaca Bismillah, lalu duduk dengan membaca Alhamdulillah.
5) Ketika mulai memasuki kendaraan, disunnahkan membaca do’a : Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadza wamaa kunnaa lahu muqriniin wa Innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun/Maha suci Allah, yang memudahkan ini bagi kami, padahal kami tidak mampu mengendalikannya. Dan sungguh kami akan kembali kepada Rabb kami.
6) Jika tiba di kawasan tujuan, disunnahkan membaca do’a Robbi Anzilnii Munzalan Mubaarokan Wa Anta Khoirul Munziliin/ Ya Allah, Turunkanlah kami di tempat yang penuh berkah. Dan Engkau sebaik-baik Pemberi daerah.
7) Boleh men-jama’ shalat dan atau meng-qasar dalam perjalanan pada dua waktu, yaitu : Shalat Zhuhur dan Ashar, Shalat Magrib dan Isya.
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِى ٱلْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا۟ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ
“dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu)…” (An Nisa’ [4]: 101)
Anas bin Malik ra berkata, “Kami bersama Rasulullah saw. keluar dari Madinah ke Makkah, dan beliau mengerjakan shalat-shalat empat raka’at dengan dua raka’at hingga kita kembali ke Madinah.” (HR. An Nasai dan At-Tirmidzi).
Muadz bin Jabal ra berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah saw. pada Perang Tabuk, kemudian dia kerjakan shalat Dzuhur dan shalat Ashar secara jamak, dan mengerjakan shalat Maghrib dan shalat Isya’ secara jamak.” (Muttafaq Alaih).
8) Gunakan periode dalam perjalanan dengan zikir, kalau tidak ada amalan yang mampu dilakukan lebih baik tidur.
C. Hikmah Melakukan Perjalan
Sebaiknya setiap orang memikirkan terlebih dahulu secara matang terhadap semua perjalanan. Niat kita harus lah baik, ingin beribadah kepada Allah Swt. Apabila melaksanakan safar atau Rihlah dengan perhitungan jadwal yang matang, akurat, rinci dan jelas agendanya. Sebaiknya jikalau suatu perjalanan tanpa adanya acara yang jelas, maka akan cenderung menyia-nyiakan waktu, biaya ataupun Energi, dan bahkan akan membuka celah bagi syaitan untuk menyesatkan dan balasannya tujuan Safar tidak tercapai. Dan kita harusnya bersyukur bila kita sudah berhasil melaksanakan perjalanan.
Orang yang lebih maju peradabannya biasanya sering melaksanakan perjalanan. Perjalanan banyak mengandung beberapa hikmah, antaa lain;
1) Safar dapat menghibur diri dari kesedihan
2) Safar menjadi sarana bagi sesorang untuk memperoleh suplemen pengalaman
3) Safar dapat mengantarkan seseorang untuk memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan
4) Dengan Safar maka seseorang akan lebih banyak mengenal akhlak kesopanan yang berkembang pada suatu komunitas masyarakat.
5) Perjalanan akan mampu menambah wawasan dan bahkan kawan yang baik dan mulia.
0 Response to "Pengertian Perjalanan (Safar), Adab Dalam Perjalanan Dan Nasihat Melakukan Perjalan"
Post a Comment