Pengertian Doktrin, Metode Peningkatan Kualitas Keyakinan Dan Prinsip-Prinsip Dogma Islam
A. Pengertian Akidah
Akidah menurut asal katanya berarti ikatan atau janji. Dalam kajian Islam, keyakinan berarti tali pengikat batin insan dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta serta Pengatur alam semesta ini. Akidah sebagai sebuah kepercayaan kepada hakikat yang positif yang tidak mendapatkan keraguan dan bantahan. Apabila keyakinan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut kepercayaan. Jadi dogma itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Sedangkan M. Syaltut menyampaikan bahwa iktikad adalah pondasi yang di atasnya dibangun aturan syariat. Syariat merupakan perwujudan dari akidah. Oleh sebab itu hukum yang kuat yaitu hukum yang lahir dari akidah yang berpengaruh. Tidak ada kepercayaan tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir kalau tidak ada akidah.
B. Metode-Metode Peningkatan Kualitas Akidah
Seorang mukmin harus memiliki kualitas keyakinan yang baik, yaitu iman yang benar, kokoh dan tangguh. Kualitas kepercayaan tidak hanya diukur dari kemauan seseorang untuk percaya kepada Allah Swt. atau kepada yang lain mirip yang tercantum di dalam rukun iman. Namun lebih jauh dari itu, dogma itu harus bisa dibuktikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Percaya saja tidak cukup, tapi harus diikuti dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.
Seseorang yang beriman kepada Allah Swt. maka dia harus melakukan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi semua yang dilarangNya. Jika dia beriman kepada kitab Allah Swt, maka ia harus melaksanakan pedoman-aliran yang ada di dalamnya. Jika ia beriman kepada para rasul Allah Swt, maka ia wajib melaksanakan pedoman yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani akhlaknya.
Untuk itu mengingat pentingnya kekuatan dogma itu dimiliki oleh setiap mukmin, maka diperlukan upaya-upaya atau cara-cara yang baik agar mampu meningkatkan iman dan memudahkan menerapkan semua keyakinannya itu di dalam kehidupannya di masyarakat. Sebab keyakinan atau keyakinan itu mampu tumbuh paling tidak alasannya adalah tiga hal; yaitu sebab meniru orang renta atau masyarakat, karena suatu anggapan dan alasannya suatu fatwa (dalil aqli).
Di antara cara atau metode yang bisa diterapkan adalah
1) Melalui Pembiasaan dan Keteladanan.
Pembiasaan dan keteladanan itu mampu dimulai dari keluarga. Di sini peran orang renta sangat penting supaya dogma itu bisa tertanam di dalam hati sanubari anggota keluarganya sedini mungkin. Keberhasilan penanaman akidah tidak hanya menjadi tanggungjawab guru saja, tetapi menjadi tanggungjawab semua pihak. Karena itu, semuanya harus terlibat. Selain itu pembiasaan hidup dengan kekuatan iman itu harus dilakukan secara berulang-ulang (istiqamah), biar menjadi semakin berpengaruh keimanannya.
2) Melalui Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan baik dalam keluarga, masyarakat atau lembaga pendidikan formal. Pendidikan keimanan ini memerlukan keterlibatan orang lain untuk menanamkan iman di dalam hatinya. Penanaman kalimat-kalimat yang baik mirip dua kalimat syahadat dan kalimat laa ilaaha ill Allaah (tiada Tuhan selain Allah) sangat penting untuk menguatkan keimanan seseorang. Pendidikan dan pengajaran menjadi salah satu cara yang sempurna dalam menanamkan dogma dan meningkatkan kualitas kepercayaan. Islam mendidik insan biar mengakibatkan kepercayaan dan syariat Allah Swt sebagai rujukan terhadap seluruh perbuatan dan tindakannya. Oleh sebab itu, pendidikan Islam menjadi kewajiban orang bau tanah dan guru di samping menjadi amanat yang harus dipikul oleh satu generasi untuk disampaikan kepada generasi berikutnya, dan dijalankan oleh para pendidik dalam mendidik bawah umur.
C. Prinsip-Prinsip Akidah Islam
Prinsip-prinsip dogma secara keseluruhan tercakup dalam sejumlah prinsip agama Islam. Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
a. Pengakuan dan iman bahwa Allah Swt. ialah Esa. Beriman kepada Allah dan hanya menyembah kepada Allah, dan tidak menyekutukan Allah.
b. Pengakuan bahwa para Nabi telah diangkat dengan sesungguhnya oleh Allah Swt. untuk menuntun umatnya. Keyakinan bahwa para Nabi adalah utusan Allah Swt. sangat penting, alasannya adalah keyakinan yang besar lengan berkuasa bahwa Nabi itu yakni utusan Allah Swt, mengandung konsekuensi bahwa setiap orang harus meyakini apa yang dibawa oleh para Rasul utusan Allah Swt tersebut berupa kitab suci. Keyakinan akan kebenaran kitab suci menyebabkan orang memiliki pemikiran dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
c. Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan. Keyakinan mirip ini memberikan kesadaran bahwa kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang pada hari final nanti akan dibangkitkan dan akan dimintai pertanggungjawaban selama hidupnya di dunia.
d. Keyakinan bahwa Allah Swt. yaitu Maha Adil. Jika kepercayaan seperti ini tertanam di dalam hati, maka akan menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan akibat yang baik, seberapapun kecilnya kebaikan itu. Sebaliknya perbuatan jelek sekecil apapun akan menerima akibat yang setimpal dari Allah Swt.
Demikianlah sobat bacaan madani ulasan wacana pengertian akidah, metode peningkatan kualitas iman dan prinsip-prinsip iman Islam. Sumber buku Akidah Akhlak X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com agar bermanfaat. Aamiin.
Akidah menurut asal katanya berarti ikatan atau janji. Dalam kajian Islam, keyakinan berarti tali pengikat batin insan dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah dan Pencipta serta Pengatur alam semesta ini. Akidah sebagai sebuah kepercayaan kepada hakikat yang positif yang tidak mendapatkan keraguan dan bantahan. Apabila keyakinan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka tidak disebut kepercayaan. Jadi dogma itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Sedangkan M. Syaltut menyampaikan bahwa iktikad adalah pondasi yang di atasnya dibangun aturan syariat. Syariat merupakan perwujudan dari akidah. Oleh sebab itu hukum yang kuat yaitu hukum yang lahir dari akidah yang berpengaruh. Tidak ada kepercayaan tanpa syariat dan tidak mungkin syariat itu lahir kalau tidak ada akidah.
B. Metode-Metode Peningkatan Kualitas Akidah
Seorang mukmin harus memiliki kualitas keyakinan yang baik, yaitu iman yang benar, kokoh dan tangguh. Kualitas kepercayaan tidak hanya diukur dari kemauan seseorang untuk percaya kepada Allah Swt. atau kepada yang lain mirip yang tercantum di dalam rukun iman. Namun lebih jauh dari itu, dogma itu harus bisa dibuktikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Percaya saja tidak cukup, tapi harus diikuti dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari di manapun berada.
Seseorang yang beriman kepada Allah Swt. maka dia harus melakukan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi semua yang dilarangNya. Jika dia beriman kepada kitab Allah Swt, maka ia harus melaksanakan pedoman-aliran yang ada di dalamnya. Jika ia beriman kepada para rasul Allah Swt, maka ia wajib melaksanakan pedoman yang disampaikan para rasul dengan sebaik-baiknya serta meneladani akhlaknya.
Untuk itu mengingat pentingnya kekuatan dogma itu dimiliki oleh setiap mukmin, maka diperlukan upaya-upaya atau cara-cara yang baik agar mampu meningkatkan iman dan memudahkan menerapkan semua keyakinannya itu di dalam kehidupannya di masyarakat. Sebab keyakinan atau keyakinan itu mampu tumbuh paling tidak alasannya adalah tiga hal; yaitu sebab meniru orang renta atau masyarakat, karena suatu anggapan dan alasannya suatu fatwa (dalil aqli).
Di antara cara atau metode yang bisa diterapkan adalah
1) Melalui Pembiasaan dan Keteladanan.
Pembiasaan dan keteladanan itu mampu dimulai dari keluarga. Di sini peran orang renta sangat penting supaya dogma itu bisa tertanam di dalam hati sanubari anggota keluarganya sedini mungkin. Keberhasilan penanaman akidah tidak hanya menjadi tanggungjawab guru saja, tetapi menjadi tanggungjawab semua pihak. Karena itu, semuanya harus terlibat. Selain itu pembiasaan hidup dengan kekuatan iman itu harus dilakukan secara berulang-ulang (istiqamah), biar menjadi semakin berpengaruh keimanannya.
2) Melalui Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan baik dalam keluarga, masyarakat atau lembaga pendidikan formal. Pendidikan keimanan ini memerlukan keterlibatan orang lain untuk menanamkan iman di dalam hatinya. Penanaman kalimat-kalimat yang baik mirip dua kalimat syahadat dan kalimat laa ilaaha ill Allaah (tiada Tuhan selain Allah) sangat penting untuk menguatkan keimanan seseorang. Pendidikan dan pengajaran menjadi salah satu cara yang sempurna dalam menanamkan dogma dan meningkatkan kualitas kepercayaan. Islam mendidik insan biar mengakibatkan kepercayaan dan syariat Allah Swt sebagai rujukan terhadap seluruh perbuatan dan tindakannya. Oleh sebab itu, pendidikan Islam menjadi kewajiban orang bau tanah dan guru di samping menjadi amanat yang harus dipikul oleh satu generasi untuk disampaikan kepada generasi berikutnya, dan dijalankan oleh para pendidik dalam mendidik bawah umur.
C. Prinsip-Prinsip Akidah Islam
Prinsip-prinsip dogma secara keseluruhan tercakup dalam sejumlah prinsip agama Islam. Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
a. Pengakuan dan iman bahwa Allah Swt. ialah Esa. Beriman kepada Allah dan hanya menyembah kepada Allah, dan tidak menyekutukan Allah.
b. Pengakuan bahwa para Nabi telah diangkat dengan sesungguhnya oleh Allah Swt. untuk menuntun umatnya. Keyakinan bahwa para Nabi adalah utusan Allah Swt. sangat penting, alasannya adalah keyakinan yang besar lengan berkuasa bahwa Nabi itu yakni utusan Allah Swt, mengandung konsekuensi bahwa setiap orang harus meyakini apa yang dibawa oleh para Rasul utusan Allah Swt tersebut berupa kitab suci. Keyakinan akan kebenaran kitab suci menyebabkan orang memiliki pemikiran dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
c. Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan. Keyakinan mirip ini memberikan kesadaran bahwa kehidupan dunia bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang pada hari final nanti akan dibangkitkan dan akan dimintai pertanggungjawaban selama hidupnya di dunia.
d. Keyakinan bahwa Allah Swt. yaitu Maha Adil. Jika kepercayaan seperti ini tertanam di dalam hati, maka akan menumbuhkan keyakinan bahwa apa yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan akibat yang baik, seberapapun kecilnya kebaikan itu. Sebaliknya perbuatan jelek sekecil apapun akan menerima akibat yang setimpal dari Allah Swt.
0 Response to "Pengertian Doktrin, Metode Peningkatan Kualitas Keyakinan Dan Prinsip-Prinsip Dogma Islam"
Post a Comment