Faktor Faktor Kemunduran Bani Umayyah

Faktor Kemunduran Bani Umayyah
Tanda-tanda kemunduran Bani Umayyah dimulai dari kurun kekuasaan Yazid bin Abdul Malik (101-105 H), yang tidak mampu mengendalikan pemerintahan, sebagaimana kedua kakaknya Walid bin Abdul Malik (86-96 H) dan Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H). Pada dikala beliau diangkat menjadi khalifah banyak terjadi pemberontakan, dan beliau tidak dapat mengendalikan pemberontakan-pemberontakan tersebut. Latar belakang terbentuknya Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada kurun pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib. Sisa-sisa pengikut Ali yang tergabung dalam kelompok Syiah dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, mirip pada kala awal, maupun secara tersembunyi, seperti pada periode pertengahan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah

Bani Umayyah mengalami keruntuhan oleh banyak hal, di antaranya yaitu terbaginya kekuasaan Daulah Bani Umayyah ke dalam dua wilayah. Khalifah Marwan bin Muhammad berkuasa di wilayah Semenanjung Tanah Arab, dan Khalifah Yazid bin Umar berkuasa di wilayah Wasit. Namun yang paling berpengaruh di antara kedua wilayah tersebut yakni yang berpusat di Semenanjung Tanah Arab. Sehingga para pendiri kerajaan Daulah Bani Abbasiyah terus menerus mengatur strateginya untuk menumbangkan Khalifah Marwan dengan cara apapun, termasuk menghabisi nyawanya.

Secara lebih ringkas, faktor-faktor penyebab runtuhnya Daulah Umayyah ialah sebagai berikut.

a. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan yakni sesuatu yang gres bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menimbulkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.

b. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak mampu dipisahkan dari konflik konflik politik yang terjadi di kala Ali bin Abi Thalib. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan selesai maupun secara tersembunyi seperti di periode pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

c. Pada kurun kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada semenjak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini menimbulkan para penguasa Bani Umayyah menerima kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bab timur lainnya, merasa tidak puas sebab status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada periode Bani Umayyah.

d. Lemahnya pemerintahan Daulah Bani Umayyah juga disebabkan sikap hidup glamor di lingkungan istana sehingga bawah umur khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.

e. Wilayah kekuasaan yang sangat luas yang terbentang dari Andalus sampai Sungai Indus menyulitkan pemerintah melaksanakan pengamanan. Beberapa wilayah yang telah dikuasai melaksanakan gerakan dan pemberontakan untuk melepaskan kembali dari pemerintah sentra. Seperti pemberontakan yang terjadi di Kota Emessa, hal itu menguras waktu, tenaga, dan keuangan negara untuk menumpas gerakan dan pemberontakan tersebut.

f. Perubahan kebijakan pengelolaan dana Baitul mal. Pada era Khulafaur Rasyidin, asset Baitul mal dipergunakan sebesar-besarnya untuk menunjang kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sedangkan pada periode Umayyah, dana Baitul mal lebih banyak dipergunakan untuk kepentingan pejabat negara dan kepentingan keluarga istana dan kurang difungsikan untuk menopang kesejahteraan rakyat. Perubahan kebijakan ini menyulut rasa tidak puas rakyat terhadap Daulah Umayyah. Tingkat kepuasan rakyat dari waktu ke waktu terhadap pemerintah semakin merosot.

g. Sikap Daulah Umayyah yang kurang mengakomodasi aspirasi dan peranan kaum agama (ulama) dalam percaturan pemerintahan. Kaum agamawan dan ulama merasa kurang menerima perhatian dan kurang diajak dalam menjalankan roda pemerintahan. Politik peminggirab dan marginalisasi kaum agamawan dan ulama ini menimbulkan mereka merasa ditinggalkan oleh pemerintah. Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan.

h. Penyebab eksklusif tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah ialah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al Abbas bin Abdul Muthalib. Gerakan ini mendapat santunan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah, dan kaum Mawali yang merasa dikelas duakan.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang faktor kemunduran Dinasti Bani Umayyah. Sumber buku Siswa SKI Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com agar bermanfaat. Aamiin.

0 Response to "Faktor Faktor Kemunduran Bani Umayyah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel